Satu waktu beberapa hari sebelum kewafatan baginda s.a.w, Ukasyah berkata kepada Rasulullah s.a.w, “Ya Rasulullah, ada satu waktu, tuan ada memukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu apakah tuan sengaja memukul saya atau hendak memukul unta? “Rasulullah s.a.w. berkata: “Wahai Ukasyah, saya sengaja memukul kamu.” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata
kepada Bilal, “Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku ke mari.” Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, “Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas (Qisas).”
Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah menyahut dengan berkata: “Siapakah di pintu?” Lalu Bilal berkata: “Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah untuk mengambil tongkat beliau. “Kemudian Fatimah berkata: “Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya?” Berkata Bilal “Wahai Fatimah, Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk diqisas” Bertanya Fatimah lagi: “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqisas Rasulullah?” Bilal tidak menjawab pertanyaan Fatimah. Setelah Fatimah memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah s.a.w. menerima tongkat tersebut dari Bilal maka beliau pun menyerahkan kepada Ukasyah.
Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar dan Umar tampil ke depan sambil berkata: “Wahai Ukasyah, janganlah kamu qishash Rasulullah tetapi kamu qisaslah kami berdua sebagai ganti” Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar dan Umar maka dengan segera beliau berkata: “Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua.”
Kemudian Ali bangun, lalu berkata, “Wahai Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqisaskan Rasulullah” Lalu Rasulullah berkata, “Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu.”
Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: “Wahai Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah, kalau kamu menqisas kami sama dengan kamu menqisas Rasulullah” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah pun berkata, “Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua.” Berkata Rasulullah “Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul.”
Kemudian Ukasyah berkata: “Ya Rasulullah, tuan telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah pun membuka baju baginda. Setelah Rasulullah membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah Ukasyah melihat tubuh Rasulullah maka dengan segera dia pun memeluk dan mencium baginda dan berkata, “Saya tebus anda dengan jiwa saya ya Rasulullah, siapakah yang sanggup memukul tuan? Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan tuan yang dimuliakan oleh Allah dengan badan saya. Dan Allah menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu”
Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata, “DENGARLAH KAMU SEKALIAN, SEKIRANYA KAMU HENDAK MELIHAT AHLI SYURGA, INILAH ORANGNYA.” Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, “WAHAI ‘UKASYAH, INILAH KEUNTUNGAN YANG PALING BESAR BAGIMU, ENGKAU TELAH MEMPEROLEHI DARJAT YANG TINGGI DAN BERTEMANKAN RASULULLAH S.A.W. DI DALAM SYURGA.”
Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah menyahut dengan berkata: “Siapakah di pintu?” Lalu Bilal berkata: “Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah untuk mengambil tongkat beliau. “Kemudian Fatimah berkata: “Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya?” Berkata Bilal “Wahai Fatimah, Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk diqisas” Bertanya Fatimah lagi: “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqisas Rasulullah?” Bilal tidak menjawab pertanyaan Fatimah. Setelah Fatimah memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah s.a.w. menerima tongkat tersebut dari Bilal maka beliau pun menyerahkan kepada Ukasyah.
Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar dan Umar tampil ke depan sambil berkata: “Wahai Ukasyah, janganlah kamu qishash Rasulullah tetapi kamu qisaslah kami berdua sebagai ganti” Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar dan Umar maka dengan segera beliau berkata: “Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua.”
Kemudian Ali bangun, lalu berkata, “Wahai Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqisaskan Rasulullah” Lalu Rasulullah berkata, “Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu.”
Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: “Wahai Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah, kalau kamu menqisas kami sama dengan kamu menqisas Rasulullah” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah pun berkata, “Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua.” Berkata Rasulullah “Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul.”
Kemudian Ukasyah berkata: “Ya Rasulullah, tuan telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah pun membuka baju baginda. Setelah Rasulullah membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah Ukasyah melihat tubuh Rasulullah maka dengan segera dia pun memeluk dan mencium baginda dan berkata, “Saya tebus anda dengan jiwa saya ya Rasulullah, siapakah yang sanggup memukul tuan? Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan tuan yang dimuliakan oleh Allah dengan badan saya. Dan Allah menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu”
Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata, “DENGARLAH KAMU SEKALIAN, SEKIRANYA KAMU HENDAK MELIHAT AHLI SYURGA, INILAH ORANGNYA.” Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, “WAHAI ‘UKASYAH, INILAH KEUNTUNGAN YANG PALING BESAR BAGIMU, ENGKAU TELAH MEMPEROLEHI DARJAT YANG TINGGI DAN BERTEMANKAN RASULULLAH S.A.W. DI DALAM SYURGA.”